Gua adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kami terlahir
dari keluarga yang disiplin. Ayah kami seorang pensiunan pabrik swasta dan ibu
kami adalah pegawai negeri sipil. Bokap gua orang perantauan dari Sulawesi
Utara dan Ibu gua asli dari banten, dan gede di bogor. Bokap gua keturunan
cina, dan alhamdulilah Nikah sama orang banten dan hasilnya pun gada yang mirip
cina, mungkin lebih ngambil gen bantenya ibu kami. Kedua orang tua gua ini
terlalu kaku untuk mengungkapkan rasa sayangnya ke tiga anak cowonya ini,
mungkin efek dari anaknya cowo semua ya, dan dalam hal memotivasi ketiga
anaknya bokap gua lah jagonya.
Tau dong gimana story telling ala bapak bapak kepada anak
anaknya, apa lagi kalo bapak kalian adalah seorang perantau layaknya bokap gua.
Dia pasti bakalan nyeritain bagaimana susahnya hidup di perantauan buat
menambah motivasi kalian, dan itu terjadi setiap bokap gua memotivasi anak
anaknya dan biasanya dia cerita setiap mati lampu, gtau kenapa mungkin karna
kehabisan topic pembicaraan atau nyamber dari
topik pembicaraan lainya. Dan untungnya bokap kalo lagi pas mati lampu ga
pernah terbawa suasana untuk ngubah cerita pengalamanya jadi cerita serem. Gua inget banget biasanya bokap
akan memulai cerita perjalananya dari jam tangan pemberian Opah gua yang dulu
seharga Rp.25.000 untuk modal perjalananya Jakarta.
“papah dulu berangkat dari kampung cuma modal nekat ama jam
tangan dari opah, dulu harganya dua puluh lima ribu kalo ga salah” dengan
bangganya bokap bercerita.
“dua puluh lima ribu?! bisa sampe Jakarta?!” tanya gua
dengan kagetnya.
“bisa, dulu kan dua puluh lima ribu udah kebilang nominal
yang gede” bokap lebih meyakinkan.
“ah becanda papa mah, mana bisa” gua jadi makin tidak
percaya.
“bisa!! Papah ke jakartanya numpang si di kapal laut temen
papah. Jadi ABK gitu, pas sampe Jakarta baru papah jual jamnya” dengan semangat
ABknya dia meyakinkan gua.
“papah jual berapa?” tanya gua dengan santai.
“ya dua puluh lima ribu” bokap menjawab dengan santai.
Karna bokap semakin semangat ceritanya, gua ga sempet
bertanya tanya gua cuman sanggup ngangguk ngangguk. Bokap juga bilang kalo
sesampenya di Jakarta dia Cuma tidur di emperan toko ama di masjid, hingga
akhirnya sukses dan pension hingga sekarang. Gua bingung kenapa semua orang tua
menceritakan masa lalunya yang kelam ke anak anaknya, kebingungan gua pun
terjawab ketika bokap bilang “makanya papah sekolahin kalian supaya kalian
semua gada yang ngerasain susahnya hidup kaya papah”. Hati gua pun terenyuh, jadi ini alasan kenapa orang tua selalu menceritakan masa kelamnya ke anak anak mereka supaya anak anaknya tidak bisa merasakan kelamnya hidup layaknya mereka, kasih orang tua mmang sepanjang masa. Gua sekarang udah kuliah semester dua tapi masih belom bisa memberikan yang
terbaik buat kedua orang tua gua.
Selepas dari cerita bokap gua pun merenung sambil megangin smartphone gua yang terbuka twitternya, dan sambil mikir gimana caranya bisa sedikit membanggakan orang tua gua, "kuliah di luar negeri? udah telat gua udah kuliah di sini jadi lanjutin aja dulu" kemelut gua dalam hati. Gua scroll, scroll kebawah timline gua
ternayata ada salah satu temen gua yang berhasil kuliah di England. Wow
seketika takjub, dan seketika gua iri “wahh pasti bangga banget kedua orang
tuanya”,bisik gua dalam hati dan kehidupan kampusnya pasti lebih bewarna
dibandingin kehidupan kampus gua. Pasti kalo musim dingin disana dia bisa maen
lempar bola salju bareng temen bulenya dan melupakan segala masalah nilai
kuliahnya, sedangkan gua hanya bisa lempar lemparan lumpur ketika musim hujan
bersama temen gua yang itu lagi itu lagi dan kami pun tidak bisa melupakan
masalah nilai kami, dan masalah kami pun bertambah karna sasaran lumpur tadi
adalah mobil dosen mata kuliah utama kami. “ah biarin aja ikut seneng aja gua
punya temen yang kuliah di London” gua iri banget sama temen gua bisa hidup dan kuliah di sana, setidaknya kalo gua ga bisa kliah disana setidaknya gua pengen merasakan jalan jalan disana gitu. Soalnya kalo
gua bisa jalan jalan ke luar negeri inggris lah destinasi utama gua, dan pergi
ke Manchester buat ngeliat seberapa besarnya Old Traford, kandang klub
kesayangan gua ManUnited. Dan daripada gua makin iri yang berimbaskan mimpi di
siang hari bolong secepatnya gua scroll kebawah lagi timeline twitter gua, dan akhirnya timeline gua terhenti di tweetnya
alit susanto a.k.a shitlicious blogger inspiransi gua.
Tweetnya berisi “Ayo
buruan bikin blog demi ke #InggrisGratis!!” hati gua berbunga bunga, pikiran gua terbang
langsung ke inggris, ke old traford melihat sebagaimana megahnya stadion OLD
TRAFORD foto foto di bench cadangan pemain masuk ke loker room pemain,
menikmati keindahan dan kemegahan istana Buckingham palace, jalan jalan di alu
alun Trafalgar, foto foto didekat menara big ben, masuk ke beatles museum dan
pikiran gua pun terbang kembali ke……..pelukan abang gua. Gua digampar, gua
dikira kesurupan. "wah kesempatan nih, seenggaknya gua bisa sedikit ngbanggain orang tua kalo bisa menang kontes blog ini" gua meyakinkan diri gua sendiri, mungkin gua gabisa tinggal ataupun mengecam bangku kuliah di Inggris layaknya temen gua tapi setidaknya kalo gua menang kontes blog ini gua bisa membanggakan orang tua dan mengabulkan khayalan gua untuk jalan jalan ke inggris. "wohooooo!!!" teriak gua.
Dan kenapa gua harus banget ke inggris? Karna
gua ingin mengidupkan khayalan gua tadi yang dibuyarkan dengan gamparan abang
gua. Dan mau merasakan beberapa hari dinegara orang, ya…simply me hehehe dan demi
ke #InggrisGratis gua punya jimat khusus rasa pedas yang gua bisa kunyah hingga
muntah karena kekenyangan.
No comments:
Post a Comment