Friday, 30 May 2014

Jalan Yang Lain

Gua adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kami terlahir dari keluarga yang disiplin. Ayah kami seorang pensiunan pabrik swasta dan ibu kami adalah pegawai negeri sipil. Bokap gua orang perantauan dari Sulawesi Utara dan Ibu gua asli dari banten, dan gede di bogor. Bokap gua keturunan cina, dan alhamdulilah Nikah sama orang banten dan hasilnya pun gada yang mirip cina, mungkin lebih ngambil gen bantenya ibu kami. Kedua orang tua gua ini terlalu kaku untuk mengungkapkan rasa sayangnya ke tiga anak cowonya ini, mungkin efek dari anaknya cowo semua ya, dan dalam hal memotivasi ketiga anaknya bokap gua lah jagonya.

Tau dong gimana story telling ala bapak bapak kepada anak anaknya, apa lagi kalo bapak kalian adalah seorang perantau layaknya bokap gua. Dia pasti bakalan nyeritain bagaimana susahnya hidup di perantauan buat menambah motivasi kalian, dan itu terjadi setiap bokap gua memotivasi anak anaknya dan biasanya dia cerita setiap mati lampu, gtau kenapa mungkin karna kehabisan topic pembicaraan atau nyamber dari topik pembicaraan lainya. Dan untungnya bokap kalo lagi pas mati lampu ga pernah terbawa suasana untuk ngubah cerita pengalamanya jadi cerita serem. Gua inget banget biasanya bokap akan memulai cerita perjalananya dari jam tangan pemberian Opah gua yang dulu seharga Rp.25.000 untuk modal perjalananya Jakarta.


“papah dulu berangkat dari kampung cuma modal nekat ama jam tangan dari opah, dulu harganya dua puluh lima ribu kalo ga salah” dengan bangganya bokap bercerita.
“dua puluh lima ribu?! bisa sampe Jakarta?!” tanya gua dengan kagetnya.
“bisa, dulu kan dua puluh lima ribu udah kebilang nominal yang gede” bokap lebih meyakinkan.
“ah becanda papa mah, mana bisa” gua jadi makin tidak percaya.
“bisa!! Papah ke jakartanya numpang si di kapal laut temen papah. Jadi ABK gitu, pas sampe Jakarta baru papah jual jamnya” dengan semangat ABknya dia meyakinkan gua.
“papah jual berapa?” tanya gua dengan santai.
“ya dua puluh lima ribu” bokap menjawab dengan santai.
Karna bokap semakin semangat ceritanya, gua ga sempet bertanya tanya gua cuman sanggup ngangguk ngangguk. Bokap juga bilang kalo sesampenya di Jakarta dia Cuma tidur di emperan toko ama di masjid, hingga akhirnya sukses dan pension hingga sekarang. Gua bingung kenapa semua orang tua menceritakan masa lalunya yang kelam ke anak anaknya, kebingungan gua pun terjawab ketika bokap bilang “makanya papah sekolahin kalian supaya kalian semua gada yang ngerasain susahnya hidup kaya papah”. Hati gua pun terenyuh, jadi ini alasan kenapa orang tua selalu menceritakan masa kelamnya ke anak anak mereka supaya anak anaknya tidak bisa merasakan kelamnya hidup layaknya mereka, kasih orang tua mmang sepanjang masa. Gua sekarang udah kuliah semester dua tapi masih belom bisa memberikan yang terbaik buat kedua orang tua gua.

Selepas dari cerita bokap gua pun merenung sambil megangin smartphone gua yang terbuka twitternya, dan sambil mikir gimana caranya bisa sedikit membanggakan orang tua gua, "kuliah di luar negeri? udah telat gua udah kuliah di sini jadi lanjutin aja dulu" kemelut gua dalam hati. Gua scroll, scroll kebawah timline gua ternayata ada salah satu temen gua yang berhasil kuliah di England. Wow seketika takjub, dan seketika gua iri “wahh pasti bangga banget kedua orang tuanya”,bisik gua dalam hati dan kehidupan kampusnya pasti lebih bewarna dibandingin kehidupan kampus gua. Pasti kalo musim dingin disana dia bisa maen lempar bola salju bareng temen bulenya dan melupakan segala masalah nilai kuliahnya, sedangkan gua hanya bisa lempar lemparan lumpur ketika musim hujan bersama temen gua yang itu lagi itu lagi dan kami pun tidak bisa melupakan masalah nilai kami, dan masalah kami pun bertambah karna sasaran lumpur tadi adalah mobil dosen mata kuliah utama kami. “ah biarin aja ikut seneng aja gua punya temen yang kuliah di London” gua iri banget sama temen gua bisa hidup dan kuliah di sana, setidaknya kalo gua ga bisa kliah disana setidaknya gua pengen merasakan jalan jalan disana gitu. Soalnya kalo gua bisa jalan jalan ke luar negeri inggris lah destinasi utama gua, dan pergi ke Manchester buat ngeliat seberapa besarnya Old Traford, kandang klub kesayangan gua ManUnited. Dan daripada gua makin iri yang berimbaskan mimpi di siang hari bolong secepatnya gua scroll kebawah lagi timeline twitter gua, dan akhirnya timeline gua terhenti di tweetnya alit susanto a.k.a shitlicious blogger inspiransi gua.

Tweetnya berisi “Ayo buruan bikin blog demi ke #InggrisGratis!!” hati gua berbunga bunga, pikiran gua terbang langsung ke inggris, ke old traford melihat sebagaimana megahnya stadion OLD TRAFORD foto foto di bench cadangan pemain masuk ke loker room pemain, menikmati keindahan dan kemegahan istana Buckingham palace, jalan jalan di alu alun Trafalgar, foto foto didekat menara big ben, masuk ke beatles museum dan pikiran gua pun terbang kembali ke……..pelukan abang gua. Gua digampar, gua dikira kesurupan. "wah kesempatan nih, seenggaknya gua bisa sedikit ngbanggain orang tua kalo bisa menang kontes blog ini" gua meyakinkan diri gua sendiri, mungkin gua gabisa tinggal ataupun mengecam bangku kuliah di Inggris layaknya temen gua tapi setidaknya kalo gua menang kontes blog ini gua bisa membanggakan orang tua dan mengabulkan khayalan gua untuk jalan jalan ke inggris. "wohooooo!!!" teriak gua.

Dan kenapa gua harus banget ke inggris? Karna gua ingin mengidupkan khayalan gua tadi yang dibuyarkan dengan gamparan abang gua. Dan mau merasakan beberapa hari dinegara orang, ya…simply me hehehe dan demi ke #InggrisGratis gua punya jimat khusus rasa pedas yang gua bisa kunyah hingga muntah karena kekenyangan.







 Nah itu jimatnya, so... Mr.Potato choose me!!

No comments:

Post a Comment