BAHASA INDONESIA
ALINEA
\
Dosen Pengasuh : TRI BUDIARTA
Oleh : Rinaldi Darma
Putera
NPM : 47113726
Teknologi Komputer
Universitas
Gunadarma
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikm
Wr. Wb.
Alhamdulillah
dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan
penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “ALINEA”.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan alinea. Selain
itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan
dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya
kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi
manfaat bagi banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I………………………………………………………………………………………1
LATAR BELAKANG.…………………………………………………………………….1
RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………………………..1
TUJUAN
PEMBAHASAN…………………………………………………………………1
BAB
II……………………………………………………………………………………….2
DEFINISI
ALINEA………………………………………………………………………....2
UNSUR UNSUR
ALINEA………………………………………………………………....2
MACAM MACAM
ALINEA……………………………………………………………….3
BAB
III………………………………………………………………………………………14
KESIMPULAN……………………………………………………………………………...14
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Umumnya
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan
kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka
sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. apa definisi dari
alinea?
b. apa saja unsure unsure alinea?
c. sebutkan macam macam
alinea!
d. sebutkan pengembangan
alinea!
1.2 TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun
tujuan pembahasan makalah adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan
paragraf dan mengetahui jenis-jenis paragraf dalam bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa Dfinisi dari Alinea atau Paragraf
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Atau secara lebih umum Paragraf
atau Alinea adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik
atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok. Topik dituangkan ke dalam suatu
kalimat yang disebut dengan kalimat
topik atau kalimat utama,
sedangkan kalimat yang menjelaskan kalimat topik disebut
B. Unsur Unsur Alinea
Paragraf terdiri atas
kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama.
Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
Ciri kalimat pendukung :
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik
C Macam Macam Alinea
Macam-macam
paragraf
1.Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam paragraf berdasarkan tujuannya
1. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
• garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting;
• pemaparan isi dan maksud judul karangan;
• kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan;
• sitiran dari suatu pendapat;
• pembatasan objek dan subjeknya;
• pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan;
• gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman, yaitu :
• Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh :
Secara EksplisitØ
Maharani Puspita Sari tidak hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat sebagai pemanang harapan.
Secara ImplisitØ
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
• Pola Runtutan Tingkat
Dalam pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk ... kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang positif, ... keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa.
• Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang. Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak secara itu.
• Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
• Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
• Pola Urutan Antikimaks
Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
• Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
• Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
• Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
1.Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Macam-macam paragraf berdasarkan tujuannya
1. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
• garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting;
• pemaparan isi dan maksud judul karangan;
• kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan;
• sitiran dari suatu pendapat;
• pembatasan objek dan subjeknya;
• pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan;
• gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman, yaitu :
• Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh :
Secara EksplisitØ
Maharani Puspita Sari tidak hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat sebagai pemanang harapan.
Secara ImplisitØ
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
• Pola Runtutan Tingkat
Dalam pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk ... kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang positif, ... keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa.
• Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang. Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak secara itu.
• Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
• Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
• Pola Urutan Antikimaks
Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
• Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
• Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
• Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
D.
Pengembangan Alinea
Hubungan
Kausal
Hubungan
kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan
sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola
hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1
akibat 2.
·
Sebab-akibat, panalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab,
kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya A mengakibatkan B.
Contoh:
Masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan
pribadi daripada kendaraan umum, sehingga jalanan pun semakin macet seiring bertambahnya
jumlah kendaraan.
Merah : Sebab
Hijau : Akibat
·
Akibat-sebab, dalam pola ini kita memulai dengan peritiwa yang menjadi
akibat.peristiwa itu kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh
:
Siti mendapatkan nilai yang tidak memuaskan pada
ulangan fisikanya. Bagaiman
tidak, saat pelajaran fisika Siti sering tidur dan dirumah dia tidak pernah
belajar fisika. Ditambah lagi dengan masalah pribadinya yang membuat dirinya
depresi.
Merah : Akibat
Hijau : Sebab
·
Sebab- akibat, akibat-akibat, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan
akibat 2. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh
:
Es di kutub utara semakin mencair.
Mencairnya es di kutub utara ini ternyata
menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Karena
permukaan air laut naik maka pulau-pulau yang rendah dan daerah sekitar pantai
menjadi tenggelam. Akibatnya luas daerah pulau semakin mengecil.
Merah : Sebab
Hijau : akibat
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
1) Paragaraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
2) Syarat penulisan paragraf karya ilmiah adalah memiliki kesatuan, kepaduan, kelengkapan.
3) Teknik pengembangan paragraf meliputi generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab, metode definisi luas, metode alamiah, metode bergambar.
4) Teknik penulisan paragraf meliputi menentukan ide pokok, menguraikan ide pokok dengan kalimat penjelas, mengembangkan paragraf dengan menggunakan teknik pengembangan paragraf, dan memilih kata atau penyeleksian kata yang tepat dalam penulisan paragraf.
5) Hubungan antarparagraf memiliki kesetalian dalam mengikat pernyataan, sehingga terjadi satu kesetalian antara paragraf satu dengan yang lainnya.
1) Paragaraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
2) Syarat penulisan paragraf karya ilmiah adalah memiliki kesatuan, kepaduan, kelengkapan.
3) Teknik pengembangan paragraf meliputi generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab, metode definisi luas, metode alamiah, metode bergambar.
4) Teknik penulisan paragraf meliputi menentukan ide pokok, menguraikan ide pokok dengan kalimat penjelas, mengembangkan paragraf dengan menggunakan teknik pengembangan paragraf, dan memilih kata atau penyeleksian kata yang tepat dalam penulisan paragraf.
5) Hubungan antarparagraf memiliki kesetalian dalam mengikat pernyataan, sehingga terjadi satu kesetalian antara paragraf satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment