BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
\
Dosen Pengasuh : TRI BUDIARTA
Oleh : Rinaldi Darma
Putera
NPM : 47113726
Teknologi Komputer
Universitas
Gunadarma
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikm
Wr. Wb.
Alhamdulillah
dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan
penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “KALIMAT EFEKTIF”.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan
tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah
yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan
pembaca.
Akhirnya
kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi
manfaat bagi banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I…………………………………………………………………………………..1
LATAR BELAKANG………………………………………………………………….1
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….2
TUJUAN PEMBAHASAN……………………………………………………………..2
BAB II…………………………………………………………………………………..3
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF………………………………………………….3
UNSUR UNSUR KALIMAT EFEKTIF………………………………………………..3
CIRI CIRI KALIMAT EFEKTIF………………………………………………………..7
SYARAT SYARAT KALIMAT EFEKTIF……………………………………………..8
STRUKTUR KALIMAT EFEKTIF……………………………………………………..11
BAB III…………………………………………………………………………………...12
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..12
SARAN……………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain
pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam
karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.
Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud kalimat efektif?
2. Unsur unsure kalimat efektif
3. cirri cri kalimat efektif
4. syarat syarat kalimat efektif?
5. struktur kalimat efektif
3.
Tujuan Pembahasan
Bagi
penulis:
1. untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
2. sarana penyaluran pendapat tentang
kalimat efektif
Bagi pembaca:
1. untuk mengtahui apa itu kalimat efektif
beserta strukturnya
2. untuk mengetahui bagaimana kalimat
efektif yang betul dan salah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kalimat efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Kalimatdikatakanefektifapabilaberhasilmenyampaikanpesan, gagasan, perasaan, maupunpemberitahuansesuaidenganmaksudsipembicaraataupenulis.
B. Unsur Unsur Kalimat Efektif
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek
(S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat
bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek
dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S)
adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi
oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a.
Ayahku sedang
melukis.
b.
Meja direktur besar.
c.
Yang berbaju batik dosen saya.
d.
Berjalan kaki menyehatkan
badan.
e.
Membangun jalan layang sangat
mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi
oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang
diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa
verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk
pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata
yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat
fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c)
dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang
(benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak
lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya
ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada
awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain
ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata
tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban
yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya
tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah
contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku
atau bendanya.
a.
Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b.
Di sini melayani obat generic.
c.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a)
sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa
yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada
contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
2. Predikat (P)
Predikat (P)
adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan
sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam
kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat
dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan
contoh berikut:
a.
Kuda meringkik.
b.
Ibu sedang tidur siang.
c.
Putrinya cantik jelita.
d.
Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e.
Kucingku belang tiga.
f.
Robby mahasiswa baru.
g.
Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada
kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada
kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat
(c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat
(d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e)
memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f)
memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan
jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
a.
Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b.
Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c.
Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal,
yaitu diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang
berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang
gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan
kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal
sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi
tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a),
(b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang
pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan
kelompok kata atau frasa.
3. Objek (O)
Objek
(O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa
verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh
di bawah ini.
a.
Nurul menimang …
b.
Arsitek merancang …
c.
Juru masak menggoreng …
Verba
transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P
pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika
P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O
dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak,
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.
Nenek mandi.
b.
Komputerku rusak.
c.
Tamunya pulang.
Objek
dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan
posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
a.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk
Basuki (S) dikalahkan oleh Martina
Hingis.
b.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
2) Adik
saya (S) ditipu oleh oran itu.
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap
(P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pelengkap
umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh
O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina,
frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a.
Ketua MPR
membacakan Pancasila.
S
P O
b.
Banyak orpospol
berlandaskan Pancasila.
S
P Pel
Kedua kalimat
aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila,
jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang
menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif
adalah sebagai berikut:
Pancasila
dibacakan oleh ketua MPR.
S
P
O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak
gramatikal.
Pancasila
dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya.
Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh
frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping
itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan
bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap
dalam kalimat.
a.
Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b.
Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c.
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d.
Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e.
Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
5. Keterangan (ket)
Keterangan
(Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
C. Ciri Ciri
Kalimat Efektif
1.Memiliki unsur penting atau
pokok, minimal unsur SP.
2.Taat terhadap tata aturan ejaan
yang berlaku.
3.Menggunakan diksiyang tepat.
4.Menggunakankesepadanan antara
struktur bahasa dan jalan pikiran yang logisdansistematis.
5.Menggunakan kesejajaran bentuk
bahasa yang dipakai.
6.Melakukan penekanan ide pokok.
7.Mengacu pada kehematan
penggunaan kata.
8.Menggunakan
variasi struktur kalimat.
D. Syarat
Syarat Kalimat Efektif
1.KELOGISAN
·
Kalimat
pasif dan aktif harus jelas
·
Subjek
dan keterangan harus jelas
·
Pengantar
kalimat dan predikat harus jelas
·
Induk
kalimat dan anak kalimat harus jelas
·
Subjek
tidak ganda
·
Predikat
tidak didahului kata yang
2.Kepararelan
Predikat
kalimat majemuk setara rapatan harus pararel. Artinya, jika kata kerja, harus kata
kerja semuanya jika kata benda harus kata benda semuanya. Contoh:
·
Harga
minyak disesuaikan atau kenaikanitu secara wajar.
·
Hargaminyak
disesuaikan atau dinaikansecara wajar.
3.Ketegasan
•Unsur-unsur
yang ditonjolkan diletakkan diawal kalimat.
•Membuat
urutan yang logis.
Misalnya
1, 2, dan 3 ; kecil, edang, dan besar; anak-anak,remaja dan orang tua, dsb.
Contoh:Presiden menegaskan agar
kita selalu hidup disiplin.
Contoh:
Penggemarnya tidak hanya anak-anak,
tetapi juga remaja, orangtua bahkan kakek-kakek.
4.
Kehematan
Kehematan
adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah
informasi.
•Menghilangkan pengulangan subjek
yang sama pada anak kalimat.
•Menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimikata.
•Menghindarkan
kesinoniman kata dalam kalimat.
5.
Ketepatan
Ketepatan
ialah pemakaian diksi
atau pilihan kata harus tepat.
•Pemakaian kata harus tepat
•Kata berpasangan harus sesuai
•Menghindari
peniadaan preposisi.
6.
Kecermatan
Cermat
ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya.Prinsip
kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi.Agar tercapai kecermatan dan
ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.
•Hindari penanggalan awalan
•Hindari peluluhan bunyi/ c /
•Hindari bunyi/ s /, / p /, / t
/, dan/ k / yang tidak luluh
•Hindari
pemakaian kata ambigu
7.
Kepaduan
Kepaduan
ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah.
•Kallimat tidak bertele-tele dan harus
sistematis.
•Kalimat yang padu menggunakan pola
aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.
•Diantara
predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang.
8.
Kesejajaran
Kesejajaran
adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yan gparalel. Agar kalimat
terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran dalam kalimat diperlukan.Contoh:
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan
barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan didalam
bagasi tiba-tiba mati.
ü Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap
kehilangan dokumen, kerusakan barang, kebusukan
makanan, dan kematian hewan.
Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati
tidak parallel dengan kata kehilangan dan kerusakkan
,maka dua kata tersebut disejajarkan menjadi kebusukkan dan
kematiaan
9.
Keharmonisan
Keharmonisan
kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola
berpikir dan struktur bahasa.
•Subjek
Subjek(S)
ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal,
•Predikat
Predikat(P)
adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, cirri, atau jati diri
subjek.
•ObjekdanPelengkap
Objek
dan Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
•Keterangan
Keterangan(Ket) ialah bagian kaliamat yang menerangkan
berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.
E. Struktur Kalimat Efektif
Struktur kalimat efektif
haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab
kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.
Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan
kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi,
kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya,
Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.
Buat Papa menulis surat saya.
2.
Surat saya menulis buat Papa.
3.
Menuis saya surat buat Papa.
4.
Papa saya buat menulis surat.
5.
Saya Papa buat menulis surat.
6.
Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun
kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan
itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu
juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah
biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian.
Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati
hokum yag sudah dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
·
Unsur-unsur
dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).
·
Ciri-ciri kalimat
efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,
kepaduan, kelogisan.
B. SARAN
1)
Bagi para pendidik
Para
pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia
yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik.
2)
Bagi calon pendidik
Para calon
pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai
materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak
terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan
pedidik.
3)
Bagi lembaga sekolah
Lembaga
sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan
ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA
3. file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.../KALIMAT_EFEKTIF.pdf
4. dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/
5. dayintapinasthika.wordpress.com/.../contoh-kalimat-efektif
6. rezaprasetyo08.wordpress.com/2012/10/26/kalimat-efektif
No comments:
Post a Comment